Anna dan Tika adalah sepasang sahabat dari kecil. Sekarang mereka telah duduk di kelas 6 SD. Pada hari Jumat, mereka bermain di rumah Tika. Mereka berada di kamar Tika. Tika berkata kepada Anna, “An, tidak terasa ya, kita sudah bersahabat lama sekali.”
“Iya, waktu terasa cepat sekali ya.”
“Oh, ya bulan depan kamu ulang tahun kan?”
“Iya.”
“Kamu ingin hadiah apa?”
“Tidak perlu,Tik, persahabatan kita sudah cukup kok.”
“Hmmm...ya sudahlah.”
“Aku pulang dulu ya, aku harus memberi makan kucingku.”
“Ok deh, hati-hati di jalan ya!”
Anna pun meninggalkan rumah Tika.
Anna berjalan di trotoar dan akan menyebrang jalan. Tiba-tiba, sebuah mobil melaju kencang dan menabrak Anna. Anna terjatuh dan terluka. Si pengendara mobil tidak berhenti, malah melaju lebih kencang dan meninggalkan Anna sendiri.
Seorang anak melihat Anna tersungkur di tengah jalan yang sepi itu. “Wah, siapa itu?” kata anak itu, “Kasihan sekali, akan kubawa dia ke rumah sakit.” Teman-teman anak itu yang melihat kejadian itu juga ikut membantu anak itu menggotong Anna. Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung membawa Anna ke ruang periksa dan memeriksanya. Lalu, dokter itu melihat handphone yang ada di tas Anna dan menelpon Ibu Anna.
Anna terbangun ketika ia mendengarkan suara ibunya menangis. Ibunya kaget melihat anaknya terbangun. Lalu ia berkata kepada Anna “Oh, Anna, ternyata kamu masih hidup!”
“Apa yang terjadi, Bu?”
“Kamu tidak sengaja tertabrak mobil, untung saja anak dokter yang memeriksamu melihatmu dan membawamu kesini, kalau tidak..”
“Tenang saja, Bu, tapi, sekarang kita berada di mana?”
“Kamu ada di rumah sakit sekarang, kamu sudah aman.”
“Oh, ya, ada yang sudah menjenguk?”
“Belum.”
“Bahkan Tika?”
“Iya, bahkan Tika.”
Anna langsung merasa lemas, lalu kembali tertidur di ranjangnya. Dalam hati ia berpikir apakah Tika masih peduli dengannya, sebagai seorang sahabat.
Setelah dua minggu, Anna merasa marah kepada Tika karena sampai sekarang Tika masih saja belum menjenguknya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu di kamar Anna. “Silahkan masuk!” kata Anna.
“An, aku bawakan keranjang buah untukmu.” kata sosok yang masuk ke kamar Anna, yaitu Tika.
“Aku tidak mau menerimanya, kamu saja yang menyimpan!”
“Kenapa begitu, kok tiba-tiba marah padaku?”
“Ya, pastilah aku marah ke kamu.”
“Tapi kenapa?”
“Kamu tidak tau? Kamu tidak menjengukku 2 minggu, kan?”
“Tapi, waktu itu aku memang ada masalah dan aku harus pergi ke luar kota dulu.”
“Ah, aku tidak peduli, aku tidak mau berteman denganmu lagi!”
“Oh, ya sudah, memang kamu pikir aku tidak akan marah juga, aku juga pasti marah karena kamu marah-marah kepadaku tanpa aku tahu penyebabnya!”
“Terserah saja kalau kamu mau marah juga, pergi dari kamarku sekarang!”
“Ya sudah, aku tidak mau berteman denganmu lagi!” kata Tika yang lalu membuka pintu dan membantingnya dengan keras-keras.
Setelah itu Tika pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia langsung masuk ke kamarnya dan menenangkan dirinya di tempat tidur. Aku menyesal telah memarahi Anna tadi, aku tidak bermaksud untuk menyakitinya...aku harus baikan dengannya, pikir Tika.
Hari ulang tahun Anna pun tiba, perayaannya dilaksanakan di rumah sakit, karena Anna belum juga sembuh. Tika tidak hadir di ulang tahunnya. Ah, aku sudah sebal sama Tika, dia juga tidak datang ke sini, aku tidak perlu lagi peduli dengannya, pikir Anna.
Sore harinya, terdengar ketukan pintu di kamar Anna. “Silahkan masuk,” kata Anna.
“Hei, Anna..” kata Tika yang masuk ke kamar Anna.
“Mau apa kamu ke sini?” kata Anna sambil memalingkan muka.
“Aku ingin minta maaf..”
“Tidak aku maafkan!”
“Kenapa?”
“Kamu sudah punya banyak kesalahan.”
“Kamu mau memaafkan tidak kalau aku beri sesuatu?”
“Nggak tau deh!”
Tiba-tiba, sebuah kue besar masuk ke kamar yang dibawa oleh ibunya Tika. Tika dan ibunya lalu menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ kepada Anna. Anna terlihat gembira lalu berkata, “Terimakasih Tika..ternyata kamu masih peduli kepadaku.”
“Tentu saja masih, kamu kan temanku.”
“Aku maafkan kamu,Tik.”
“Terimakasih Anna.”
Mereka pun mengahabiskan hari dengan berbicara dan bercanda tawa. Sekarang Tika lebih rajin menjenguk Anna.
Beberapa minggu kemudian, Anna keluar dari rumah sakit. Tika menyambut Anna di sekolah dengan gembira. Itulah kisah sahabat sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar