Selasa, 01 Maret 2011

Just Find Your Way Back Home pt1.

Aku berjalan dengan muka sedihku. Dia tidak sebaik yang dulu. Aku tidak mengerti mengapa dia berubah. Sudahlah, itu sudah terlewatkan. Aku sudah berpaling dari orang yang kusukai sejak dulu itu. Aku menaruh laptopku di meja, lalu duduk di sebelah Silfi yang menenangkanku, "Tidak apa-apa sha. Cinta kan pasti ada naik turunnya." Ia selalu mengatakan kata-kata itu. Itulah sebabnya dia teman terbaikku. Kata-katanya selalu memotivasiku. 


Bunyi laptop jatuh terdengar. Ada yang tidak sengaja menyenggol laptopku sampai jatuh. Patah. Laptop itu patah. Patah menjadi dua. Aku tidak bisa menggunakan laptopku lagi. Faldi yang menjatuhkannya meminta maaf, "Disha, gue minta maaf banget. Gue gak sengaja jatohin laptop lo." Aku tidak dapat menahan emosiku, dan akhirnya memarahi Faldi dengan keras. Aku kembali ke tempat dudukku dan menangis. Kebetulan di kelasku sedang tidak ada guru.


Bel pulang berbunyi, dan aku masih tetap menangis. Sifli mencoba menenangkanku, tapi dia tidak bisa. Tiba-tiba ada tangan-tangan lembut menyentuhku dan pemilik tangan itu berkata, "Ayo sha, jangan nangis, laptopnya masih bisa diperbaikin kok." Aku menengok ke pemilik tangan tersebut, dia adalah Adit, salah satu anak basket yang handal di sekolahku ini. Aku menjawabnya, "Tapi gue bakal pake laptop ini terus. Laptopnya gak mungkin selesai minggu ini, dan ini hari Rabu." "Gue ada laptop lagi yang gak kepake, mau pinjem gak?" "Gak usah, ngerepotin juga ini." 


Aku keluar kelas dengan muka senang campur cemberut. Kebetulan di depan kelas masih ada Faldi. Aku menyuruhnya menggotong laptopku dan memberinya ke guru Matematikaku, yang tahu tempat servis laptop yang bagus. Aku senang. Laptopku masih ada kemungkinan kembali. Adit memperhatikanku. Aku melihatnya berjalan turun tangga bersama teman-temannya, lalu menengok ke diriku dan tersenyum. Aku membalas senyuman itu. Memang, cinta akan kembali.


Karin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar